Gitar dan saya

Nah, ini adalah gambar tentang bagian-bagian dari suatu gitar akustik. Saya sendiri sebenarnya kurang hafal dengan penamaan-penaman yang aneh itu. Yang paling saya hafal adalah fret, Fret adalah garis-garis pembatas di leher gitar yang nantinya akan ditindis/ditekan oleh seorang player. Tekanan dari Fret itulah yang akan membentuk akord disebut juga biasanya tindisan.
Untuk menghasilkan bunyi yang nikmat dan renyah dari sebuah gutar akustik, seorang player harus mempunyai jari tangan yang lentik. Lentik makasudnya bukan lembek tanpa kekuatan,Kemudian jari-jari harus mempunyai pola perpindahan yang jelas dari setiap akordnya. Perpindahan inilah yang membuat musik itu bisa berdinamika, jika perpindahannnya terdengar tak lancar maka musik terdengar juga demikian adanya seperti realitanya.
Saya belajar gitar otodidak belum ada fasilitas seperti buku MBS itu lho buku yang ada petunjuk akordnya seperti yang ada sekarang. Yang pertama yang mesti saya latih (pikirku ) adalah pendengaran saya. Bagaimana kita dapat membedakan setiap nada dan perpindahannya. Kadang untuk melatih itu, biasa kalau kebetulan berangkat ke sekolah naik angkot, dan angkotnya lagi putar musik maka biasanya saya memasang kuping dan hati baik-baik sampai2 biasanya lupa udah singgah dan melewati batas tujuan. Setelah itu pinjam gitar teman di lorong, dan belajar lagu yang akordnya tidak terlalu ribet/banyak seperti G Em C D.
Beragam orang punya motivasi untuk belajar alat musik yang satu ini, ada untuk menghibur dirinya, menggaet si doi pada malam jumat, menyenangkan hati anaknya pak uztadh dengan petikannnya dan masih banyak motif lainnnya. Gitar telah menjadi teman hidup saya selama kurang lebih hampir 20 tahun dari umur saya yang sekarang. Tak terhitung sudah gitar yang menjadi pensiun dini gara-gara kemauan bermusik yang sulit terhenti itu.
Belajar otodidak itu menarik karena saya bisa kenal banyak orang yang selalu berlawanan idea dengan saya. Guru lorong saya sudah banyak pensiun dini juga, gara-gara pita kasetnya udah rusak semua. Masalahnya di zaman itu kita masih belajar lagunya iwan fals pake putar (rewind) pita kaset segala, jika belum dapat feel lagunya. Snarnya paling favorit dan terjangkau merk Piramid. Waduh sekolah dan mata pelajarannya jadi sedkit agak terabaikan, maslaahnya dipenuhi dengan rumus-rumus yang membuat otak semakin tegang. ehh ternyata gitar juga punya rumus lengkap dan dahsyat seperti Newton. Sedikit pengetahua dari saya, saya mengetahui akord dengan teori saya sendiri, saya memakai hitungan seperti yang dipake dalam matematika. Akord kan mempunyai interval dan pasangan, akor mengenal jarak 1, 1,5 dan setersunya.
Jadi belajar gitar itu perlu beberapa perpaduan ilmu. Insting harus terasah, dan logika pun demikian supaya kita bisa memperkirakan bunyi yang diterima dan keluar.

0 comments:

Blogger templates